Agama Terkahir?

1. Pendahuluan


Artikel ini mengutip dari buku Everything is F*cked karya Mark Manson, tepatnya di Bab 9, halaman 285, yang berjudul "Agama Terakhir". Saya akan sedikit membahas mengenai kecerdasan buatan yang dijelaskan oleh Mark Manson. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa membaca buku tersebut.

2. Kecerdasan Buatan


Seperti yang kita ketahui, kecerdasan buatan saat ini bukan lagi hal yang asing di telinga. Saya tidak akan menjelaskannya secara detail, namun mari kita mengulas sedikit sejarah kecerdasan buatan.

Pada tahun 1997, Deep Blue, superkomputer yang dikembangkan oleh IBM, berhasil mengalahkan Garry Kasparov, pemain catur terhebat di dunia. Saat itu, berita ini sangat menggemparkan, namun bagi kita saat ini, hal tersebut mungkin tidak lagi terasa luar biasa. Sebuah komputer bukan hanya perlu mengkalkulasi gerakan bidak catur, tetapi juga harus memiliki algoritma yang kuat untuk meraih kemenangan.

Sejak peristiwa tersebut, komputer terus berkembang dalam permainan catur. Hingga akhirnya, muncul turnamen software catur, di mana gelar juara dunia dipegang oleh program open-source bernama Stockfish. Stockfish menjadi simbol puncak keahlian dalam catur. Namun, pada 2018, Google memperkenalkan AlphaZero.

Semuanya berubah sejak itu.

AlphaZero bukanlah software khusus catur, melainkan sebuah program kecerdasan buatan yang dirancang untuk belajar, tidak hanya catur, tetapi juga semua permainan. Pada 2018, Stockfish bertanding melawan AlphaZero. Hanya butuh sembilan jam bagi AlphaZero untuk mempelajari dasar-dasar permainan catur. Meskipun Stockfish dapat mengkalkulasi hingga 70 juta posisi bidak per detik, sementara AlphaZero hanya mampu menghitung 8 ribu, AlphaZero tetap berhasil memenangkan pertandingan dengan telak. Dari seratus permainan, AlphaZero menang semuanya.

Mungkin Anda berpikir, "Itu hanya catur, apa hubungannya dengan kehidupan nyata?" Nah, jika kita mencopot software tersebut dari papan catur dan meletakkannya di meja kerja kita, banyak pekerjaan yang biasanya dilakukan manusia akan diambil alih oleh kecerdasan buatan (AI). Faktanya, hal ini sudah terjadi. Banyak pekerjaan yang telah digantikan oleh AI. Saat ini, AI terus berkembang, dari AI yang mampu menjawab berbagai pertanyaan, AI yang membantu kita untuk mengerjakan tugas ospek, menghasilkan gambar, hingga AI yang disalahgunakan oleh orang-orang cabul.

AI berkembang pesat, tetapi kita, manusia, masih sering berdebat tentang agama mana yang paling baik, bubur enaknya diaduk apa jangan diaduk, dan juga standar kehidupan tolol di TikTok, yang diikuti oleh banyak orang dungu otak tumpul.

Pada akhirnya, AI akan mengungguli manusia dalam banyak bidang seperti manufaktur, seni, kuliner, otomotif, bahkan film. Suatu saat anda mungkin akan menonton film yang dibuat oleh kecerdasan buatan, kemudian membahas nya dengan "orang lain" di platform yang juga diciptakan oleh kecerdasan buatan, dan mungkin saja "orang" yang Anda ajak bicara ternyata adalah AI juga?

Ketika Elon Musk ditanya tentang ancaman terbesar bagi manusia, ia menyebutkan tiga hal: pertama, perang nuklir; kedua, perubahan iklim; dan kemudian, ia terdiam. Ketika penanya bertanya, "Apa yang ketiga?" Musk tersenyum dan berkata, "Saya hanya berharap komputer bersikap baik pada kita."

Ada rasa takut yang mendalam terhadap AI yang mungkin akan memusnahkan manusia. Banyak orang berpendapat kita harus mempersiapkan diri menghadapi AI. Namun, menurut Mark Manson, bagaimana kita bisa mempersiapkan diri melawan sesuatu yang lebih pintar dari kita? Atau mungkin kita justru bertanya kepada AI bagaimana caranya melawan mereka?

Tapi, coba lihat apa yang terjadi saat ini: kekerasan dalam rumah tangga, deforestasi hutan, polusi, pembunuhan, pelecehan, pencurian, korupsi, dan masih banyak lagi—semua itu perbuatan manusia kan???. Jadi, mengapa kita harus begitu takut pada kecerdasan buatan? Bukankah apa yang dilakukan oleh manusia itu lebih mengerikan daripada AI??

Oke, saya tidak bermaksud mengatakan Anda tidak perlu khawatir terhadap AI. Ketakutan sering kali diperlukan untuk memacu perkembangan. Jika ada rasa takut, itu berarti ada sesuatu yang mengganggu Anda, dan Anda perlu segera mengatasinya atau melawan balik.

Itu semua ada di tangan Anda.
Apakah Anda ingin berbaur dengan AI atau dilumat habis oleh "AI-Gods"?

Pertanyaannya sekarang, apakah kita mampu berbaur dengan kecerdasan buatan, memanfaatkannya tanpa mengorbankan peran kita sebagai manusia dalam melakukan banyak bidang?

Apakah kita sadar bahwa banyak aktivitas kita saat ini diatur oleh algoritma AI? Contohnya, saat menggunakan Google Maps, AI mengkalkulasi rute terbaik yang minim hambatan, seperti kemacetan atau rute tercepat. Dalam media sosial seperti TikTok, algoritma FYP menyesuaikan tampilan beranda Anda sesuai dengan minat, yang sering kali membuat Anda terdistraksi dalam waktu yang lama. Banyak hal lainnya yang diatur oleh AI, dan Anda bisa memikirkan sendiri atau bertanya langsung pada "AI-Gods".

Pertanyaan terakhir saya: Jika suatu saat nanti semuanya sudah terlambat, ketika banyak peran kita digantikan oleh AI, apa langkah yang bisa kita ambil untuk mengembalikan peran kita? Atau kita hanya akan pasrah dan menjadikan kecerdasan buatan sebagai agama terakhir?

3. Kesimpulan


Kecerdasan buatan telah berkembang pesat sejak 1997, dari superkomputer yang hanya bermain catur hingga menjadi teknologi yang mampu belajar dan menggantikan banyak profesi. 
Sekarang, solusi apa yang Anda tawarkan agar paling tidak ketika anda bekerja, anda bisa yakin bahwa pekerjaan anda tidak akan digantikan oleh Kecerdasan buatan?
Atau anda tidak memiliki solusi, berpasrah dan....


(Sebagai informasi, tulisan ini dirapikan dengan bantuan kecerdasan buatan.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anda Tidak Istimewa

Wejangan Hangat, Silahkan Renungkan.