Anda Tidak Istimewa
Anda Tidak Istimewa –Tidak Ada yang Benar-Benar Peduli dengan Anda.
Pernah tidak Anda bertemu atau mungkin mengenal seseorang yang selalu haus akan atensi? atau mungkin itu adalah Anda sendiri? jika memang benar begitu, Saya rasa Anda atau orang yang Anda kenal merupakan seseorang yang selalu mengaggap diri mereka sendiri istimewa, atau paling tidak mengaggap orang lain lah yang istimewa, karena orang lain istimewa, maka mereka merasa perlu untuk dijadikan seseorang yang istimewa (Saya tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya dengan baik) Kata-kata Saya barusan memang sulit dimengerti karena pada dasarnya Saya adalah orang yang sulit dalam merangkai kata-kata ketika dalam perbincangan dengan orang lain. Dan Saya selalu merasa bahwa orang-orang yang Saya kenal mereka adalah sesosok yang luar biasa, berdiri di depan kerumunan orang untuk menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan tanpa ada rasa canggung sekalipun, serta seseorang yang sangat mahir dalam memberikan pandangannya tentang betapa bobroknya sistem perekonomian dunia selama ini, kemudian Ia dengan rasa percaya diri dan pengetahuan yang rasanya tanpa batas menyarankan kepada Saya -walau rasanya ia seperti sedang menawarkan produk pembesar layaknya seorang sales- mengenai hal yang banyak orang perbincangkan saat ini (crypto). Walaupun ia sudah menjelaskan panjang lebar, pada akhirnya Saya tidak paham apa yang ia sedang bicarakan. Tapi satu hal yang membuat Saya benar benar terkesan dengannya adalah bagaimana dia menjelaskan dan berbicara banyak hal dengan kata-kata yang mudah dipahami, seolah-olah memberikan penjelasan yang panjang tersebut bukanlah suatu hal yang sulit. Saya merasa orang-orang seperti itu sangat luar biasa. Dan karena mereka luar biasa, Saya merasa diri Saya jauh lebih payah dan berbeda dengan mereka, maka dari itu Saya ingin "diistimewakan".
Singkatnya, banyak orang saat ini yang menerapakan "tren" menajadi korban dalam kehidupannya demi mendapatkan banyak perhatian. Ketika seseorang merasa dirinya berbeda dengan kebanyakan masyarakat saat ini -bahkan dalam hal yang sepele sekalipun- mereka akan mulai merengek, bagaikan anak kecil yang meminta dibelikan sepatu yang alasnya bisa menyala kepada orang tuanya di tengah keramaian mall, (sungguh anak seperti ini benar-benar berisik dan sangat menggangu). Mereka akan terus merengek, dan mengeluh. Dengan harapan mereka akan mendapatkan perhatian dari orang sekitar. Dan ketika orang tersebut mendapatkan perhatian yang banyak, mereka dalam kurun waktu yang singkat akan merasa utuh kembali, dan merasa diri mereka diperhatikan, dan dipedulikan karena mereka merasa berbeda, maka dari itu mereka perlu diperhatikan, dan diisitimewakan. Sungguh malang nasib orang seperti ini.
Namun ketika rasa kebahagiaan (bagaikan suntikan dopamin yang membanjiri otak) mereka sudah habis, mereka akan memulai nya lagi, memulai untuk merengek dan sekali lagi mereka mencari atensi dari orang sekitar agar diri mereka kembali menjadi utuh, dan untuk beberapa alasan, lama kelamaan mereka akan menambah porsi haus perhatian mereka, mereka mulai mengarang berbagai cerita yang pada intinya meninggikan orang lain dan merendahkan serendah-rendahnya diri mereka sendiri, agar supaya mereka bisa mendapatkan perhatian dan simpati yang lebih banyak lagi. Sungguh semua hal yang mereka lakukan ini bagaikan lingkaran setan tak berujung yang mereka buat, demi memuaskan diri mereka sendiri, setidaknya dalam jangka waktu yang sangat pendek.
Di tengah pesatnya internet dan media sosial saat ini, tentu akan mempermudah mereka dalam menjalani aksinya untuk selalu mengaggap diri mereka "si paling menderita" dan layak diperlakukan istimewa. Semua aksinya itu banyak dilancarkan melalui berbagai platfrom media sosial. Memanfaatkan rasa iba dari para pengguna internet, mereka mengunggah kutipan-kutipan/quotes yang terdengar sangat dramatis, dan terkesan bahwa mereka adalah orang yang paling menderita karena hal sepele yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Orang-orang seperti ini, termasuk Saya dan Anda, perlu diberikan pemahaman yang mendalam bahwa Anda bukanlah seseorang yang benar-benar istimewa, dan tidak akan pernah menjadi sebuah keistimewaan yang absolut, orang-orang yang selama ini peduli dan perhatian kepada Anda, tidak semua dari mereka benar-benar peduli kepada Anda, dan bahkan beberaoa dari mereka selalu mentertawakan diri Anda di belakang, dan tanpa sepengetahuan Anda. Mereka yang saat ini masih berada di dekat Anda, sebetulnya beberapa dari mereka hanyalah menginginkan keuntungan dan kepentingan untuk diri mereka sendiri melalui Anda. Dan saat mereka tidak mendapatkan keuntungan itu dari Anda atau kasarnya, Anda sudah tidak berguna lagi, maka mereka akan menghilang secara mendadak. Dan hanya orang-orang yang benar-benar mencintai Anda-lah yang akan selalu peduli kepada Anda. Meskipun, seperti yang Anda tahu, pada akhirnya semuanya akan lenyap, dan tinggallah Anda sendiri yang mana Anda adalah satu-satu nya orang yang benar-benar peduli kepada Anda, bukan orang lain.
Jadi, berhentilah mencari perhatian orang lain, tidak ada yang akan benar-benar peduli dengan nasib Anda, Anda manusia biasa, bukan MC anime yang memiliki kekuatan super, yang bisa harem di manapun Anda mau.
Banyak orang yang lebih menderita di kehidupannya, tapi mereka tidak se- berisik diri Anda.
Semua yang Saya tulis ini membawa kita ke kesimpulan bahwa tidak ada yang benar-benar istimewa di dunia ini, ketika kita berhenti menghargai sesuatu, maka sesuatu pun tidak lagi menarik atau istimewa. Juga tren menajadi korban yang terjadi selama ini hanya akan membiaskan antara mana yang benar-benar menajadi korban atas suatu kejadian, dan mana yang hanya sekedar mencari perhatian payah yang fana.
Ini merupakan tulisan pertama di blog Saya, maklum saja jika banyak penataan kata yang tidak baku, dan tidak efekltif. Semua hal yang Saya tulis ini sekedar apa yang ada di benak Saya ketika Saya sedang mengetik dengan laptop di kamar Saya di hari minggu yang sungguh, cuaca di luar panas sekali, dan mungkin juga sebagai sedikit sindiran untuk mereka yang selalu jadi "si paling menderita".
Banyak dari apa yang Saya tuliskan di sini mengambil referensi dari isi 2 buku yang Saya baca, yaitu Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dan Segala-Galanya Ambyar, yang kedua buku tersebut merupakan karya Mark Manson. Dan mungkin kedepannya Saya bisa menulis lebih banyak lagi seiring dengan lebih banyaknya buku yang Saya baca dan Saya pahami. (Jika Saya bisa mempertahankan konsitensi Saya dalam membaca, sih)
Komentar
Posting Komentar